Tasbih Pagi

Pagi ini datang kepagian, dengan nada biola hopipolla menemani sembari turun dari bis. Kubuat kopi dan duduk sendiri, seorang kawan mengetuk jendela, menyapa. Barangkali orang kira aku gila melihat pepohonan, melamun hehe. Emang saya gila, kalian semua yang waras aja wis.

Sarapan dua kerupuk yang agak mlempem, sambil melihat burung-burung terbang di pepohonan. Semuanya bertasbih, menyucikan Allah dengan bahasanya masing-masing. Aku yang mahakotor ini malah nyetel hopipolla diulang-ulang. Menenangkan melodinya, sama seperti denting piano di Pink Moon-nya Nick Drake.

Baru 10 menit aku duduk, sudah ingin kutuliskan. Bagaimana nada hopipolla membahagiakanku dan mungkin banyak orang di dunia fana ini. Bolehkah aku bertasbih dengan menggubah nada-nada indah? lirik sigur sor seperti kumur-kumur, tapi kutemukam kebesaran Tuhan disitu. Indah, tenang, menyenangkan. Semoga aku bisa membuat hal-hal yang membuat orang lain senang, yang sekaligus membahagiakan semesta.

Banyak orang menyebalkan akhir-akhir ini, memikirkan dirinya sendiri. Itu menurutku, barangkali menurut mereka semua yang menyebalkan adalah aku ya bisa jadi. Aku coba untuk meluruhkan semua rasa benci, sebal, marah dan apapun yang ada. Rasanya butuh waktu, tak apa. Sering rasanya ingin bisa diterima apa adanya sebagai manusia, seperti kuusahakan menerima apapun dengan apa adanya. Tuhan menitipkan rasa dalam diri untuk ngrasani: diri dan liyan.

Seperti ada sesuatu dalam diriku saat ini, banyak hal bertubi datang namun juga enggan kuceritakan. Aku cuma ingin pulang ke rumah, memeluk anak istriku dan tak meminta apapun selain kebaikan dan perlindungan dari kekejian dan melakukan hal keji.

Lupa ngasih makan kucing pagi ini. Nambah beberapa kucing yang sudah nyaman makan dirumah. Alhamdulillah.

Semua akan berlalu. Berhentilah merasa abadi wahai manusia.

Pondok Cabe, 29 Oktober 2025

Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *