niteni adalah sebuah laku memgamati pola dan non-pola dalam hidup
aku mau cerita sesuatu tentang seseorang yang dulunya sangat sigap, ulet, tekun, baik, dan satsetdasdes. banyak membantu kami namun pada suatu hari syarafnya kena. dalam semalam, layaknya film, semua sifatnya berubah kebalikannya. singkatnya tak bisa diandalkan lagi.
adakah ruang-ruang untuk orang yang tak bisa diandalkan lagi? tentu sulit. semulanya pedagang, jadi sulit berdagang karena pelupa dan salah terus dalam menghitung. semula bisa menjaga, kemudian malah tak amanah sebab ditinggal-tinggal yang dijaganya. adakah ruang kerja untuk semacam itu jika memang tanpa embel-embel “kasihan” atau “iba”?
kotak kerupuk kosong itu saksi bahwa di dunia ini banyak yang difabel, berfungsi tidak optimal, dan tersingkirkan. adilnya tuhan, senantiasa ada rejeki dari yang iba maupun bukan karena iba. jadi pertanyaan besar dalam hatiku, apakah aku mau bekerjasama dengan orang-orang yang berpotensi merepotkan? atau tak usah jauh-jauh, bagaimana kita akan menanggapi orang yang suka berhutang sama kita tapi seperti tidak punya niat baik dan prioritas membayar hutangnya?
jadi ingat tuhan. dzikrullah, dimanapun kupandang isinya tuhan, bahkan dalam sempurnanya ketidaksempurnaan. aku jadi takut mau sombong karena dalam satu birama, hidup mudah sekali dibalikNya. nanti lupa lagi, pasti. semoga tulisan ini bisa mengingatkan siapapun yang membutuhkan.
diakhir tulisan ini, pertanyaannya masih sama, apakah aku akan jadi orang yang melayani segelintir atau aku kedepan akan menjadi karyawannya tuhan yang tak bermuka masam memandang mampu dan tak mampu dengan tatapan harap yang sama?
Jogja, 1 november 2025
Nihan Lanisy
Leave a Reply