baring

dipakani, semoga jadi berkah pelakunya

kakekku meninggal saat haji di mekkah, alm. dahlan lanisy. bapaknya, kakek buyutku, diriwayatkan meninggal di pulau obi yang sejak mobil listrik naik daun jadi terkenal nama pulaunya, mungkin makamnya di sekitar akegula, kuduga-duga berdasar riwayat penjualan kebunnya disitu. istrinya meninggal di namlea, pulau buru. riwayatnya. aku pernah ke namlea sekali, tapi belum menemukan relasi ataupun tempat baringnya, namanya pun aku belum tau.

semuanya belum pernah kutemui. hanya dari cerita dan riwayat saja. namun, apakah kemudian kami terputus? rasanya tidak, semuanya masih ada dalam genetikaku serta senantiasa bertemu dalam silang doa.

semoga semuanya bisa kudatangi, kuziarahi. jadi tambahan alasan untuk menjelajahi bumi Allah, ke mekkah, obi, dan buru. senantiasa menemukan sesuatu, meski bukan yang dituju.

jangan pernah lupa bahwa kita ada karena perantara orang sebelum kita, atas izin dan pengaturan ilahiah. seperti saat aku menasihati teman anakku yang orang tuanya bercerai dan tidak tinggal lagi dengan bapaknya, “semoga walaupun kamu benci bapakmu tetap senantiasa mau mendoakan”. betapa tersiksa ruh tanpa doa dan pengharapan, karena ruh dan jiwa tidak lagi perlu makan sate kambing, sup konro, ataupun nasi kebuli. cheers.

Bogor, 23 oktober 2025

nihan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *