Sebuah dilema dalam berpuasa sunnah, waktu berkunjung ke rumah handai taulan dan disuguh makanan dan snack melimpah. Rasa hati tak lapar namun aku teringat nasihat-nasihat entah siapa dari masa lalu bahwasanya jika puasa sunnah dan bertamu serta disuguh, batalkanlah. Saya yakinkan juga dengan tanya ke empunya rumah serta seorang rekan lain. Saya putuskan bulat untuk berbuka saja, meski masih 50:50 dalam hati. Alhamdulillah.
Esoknya, saya tanyakan ke Bapak saya, guru saya.
“Pak, kalau puasa sunnah dan disuguhi pas bertamu apakah sebaiknya buka aja”. Jawabannya:
Betul,kata nabi kamu itu raja pada puasa sunatmu,kalau kamu mau membatalkan itu tidak apa apa
Kemarin bapak ya puasa,bahkan SDH bapak niatin mau membatalkannya klu menjamu tamu,ternyata tamunya pada tidak minum dan makan suguhannya,jadi bapak terusin puasanya
Alhamdulillah
Sesungguhnya, banyak hal terkait ibadah itu perkara niat. Dan semua itu menggunakan rasa untuk bisa berkah. Seandainya aku kita undang-undang, tentunya aku akan kaku. Namun ternyata aku manusia, dengan segala fleksibiltasnya dan hablu kepada Allah dan hablu kepada manusia. Bismillah.
Allah Maha Mengetahui, Maha Pemaaf, dan Maha Segalanya. Kita tak usah takut, mendekat pada Allah dengan cinta. Bukan ketakutan membabi buta hanya pada siksanya, sebab kasih sayangnya jauh melampaui keinginan penyiksaan.
Bogor, 27 September 2025
Nihan Lanisy
Leave a Reply