note: Tulisan ini ditulis dari sekitar pertengahan Juli, saat awal daftar LPDP Tahap 2 Tahun 2024.
Dua hari terakhir kemarin, bagai maraton yang sprint. Pitikih.
Sebagai procrastinator sejati, kalau ga mepet sepertinya gapuas hehe. Pendaftaran LPDP batch 2 tahun 2024 ditutup 18 Juli 2024. Pada 16 Juli saya baru mempersiapkan hehe.
Sebetulnya ga semuanya dipersiapkan pada tanggal itu, karena batch sebelumnya sdh sempat input dan masih tersisa. Namun Bagas, adik kelasku yang kemarin dapat LPDP, memberi masukan untuk merubah essai dan isian-isian tentang diri.
Pada 17 Juli, sambil server banyak downnya. Saya mulai mengisi satu per satu. Target saya hari itu: Surat Rekomendasi selesai dan Essay selesai. Serta isian-isiannya selesai.
Mengapa pendaftaran kali ini terasa berat? Sebab saya baru saja terkejut ketika SK Rektor turun. Sejauh ini, visi hidup saya adalah berkecimpung di Accesible Tourism. Ranting ilmu saya adalah itu, namun beberapa minggu lalu hal itu saya ubah, karena merasa ingin lebih luas lagi ranting ilmunya. Akhirnya saya ubah nature-based tourism. Eh, tepat pada hari saya ingin merubahnya lagi, ternyata SK Rektor sudah turun. Mau ga mau saya akan menekuni wisata alam, ganolak sih karena saya juga berminat terhadap hal ini.
Nah masalah lainnya, saya sudah kadung mengajukan surat izin belajar ke kantor. Semua kampus yang saya tuju, asumsinya dengan supervisor terkait accesible tourism. Akhirnya, 2 hari sebelum pemdsftaran ditutup saya diberi wangit untuk meneliti “accessible nature tourism”. Alhamdulillah, tapi kampusnya dimana dan siapa supervisornya haha tak tau lah ogut.
Jadi dalam 3 hari, saya harus berpikir keras. Mau kuliah dimana saya? Topik disertasinya apa? Supervisornya siapa? Kenapa supervisor itu? Belum lagi saya butuh banyak ide untuk bisa cerita tentang hidup saya dalam 1500 kata untuk essaynya. Tambah lagi 1500 kata untuk proposal yang belum saya buat.
Singkat cerita, tiba-tiba surat rekomendasi dari kaprodi selesai di tanggal 17Juli. Essay 90% selesai di 17Juli. Isian selesai di 18Juli pagi, termasuk edit-edit pengalama organisasi dll. Dan 18Juli pagi jam 8-an, saya baru mulai menulis proposal. Sambil membayangkan supervisornya…..
Alhamdulillah, tanggal 17Juli pagi, saya sempat ikut webinar penggunaan Microsoft Copilot. Proposal saya banyak dibantu A, untuk literature reviewnya saya menggubakab Litmaps.com dan Scite.io. Alhamdulillah kelar, dengan server LPDP yang down-down, pas di jam 11.30. Saya submit bismillah. Semoga dapat yang terbaek.
Jam 9 pagi, Mbak Dyah WA saya, mengingatkan jangan mepet-mepet submitnya karena dia pernah login jam 21 baru bisa submit jam 23.50. Mepet, tapi alhamdulillah lolos jg LPDPnya, selamat.
Ternyata Mbak Sakina juga lagi submit. Doi mengabarkan kalau BPI buka lagi per 18Juli, harus dengan LoA. Saatnya cari LoA haha.
Tulisan ini baru akan saya upload setelah saya galolos LPDP ya.
**
9 Agustus (sore/malam – sesuai jadwal di LPDP) saya diumumkan lolos ke tes bakat skolastik. Gabakat wkwk Tesnya terjadwal di 27Agustus 8-12.30 (boleh masuk max jam 10.30). Tesnya pakai aplikasi exambrowser. Ada 1x verif muka, disuruh lepas kacamata (cuma text, gaada pengawas yg ngomong secara auditori). Pada tes ini juga 1x error aplikasinya, sy harus keluar dan masuk lagi. Sing penting tenang, kata Bob Marley: everything’s gonna be allright.
Semua info terkait tes dan pengumaman ada di dashboard beasiswa LPDP kita, loginnya disini https://beasiswalpdp.kemenkeu.go.id/index.php
Saya pinjam laptop fakultas dan bawa laptop Abdul, anakku, untuk backup. Wifi hari sebelumnya lemot, saya pakai tethering dari HP saya.
Ada 4 jenis tes, yang dinilai cuma 3. VERBAL, ARITMATIKA, MEMBUAT KESIMPULAN, dan PSIKOLOGI (kalau gasalah ini deh 4 jenis tesnya, dalam waktu sekitar 2jam total tesnya). 1 bagian yang tidak dinilai adalah bagian yang psikologis, misal disuruh milih “kalau ada orang kecelakaan tapi kau harus kerja, apa yang kau lakukan?”.
Nilai saya 190 totalnya. 95 VERBAL, 65 ARITMATIKA, 30 MENGAMBIL KEPUTUSAN. Aritmatikanya sulit, mungkin seperti tes TPA Bapennas (yg saya belum pernah ambil). Waktu tersisa 5 menit, saya belum jawab 10 soal. Akhirnya saya jawab C semua wkkw.
Oya untuk tes TBS saya sama sekali ga belajar. Bukannya gaada waktu, emang gamau liat-liat soal biar ga kepikiran. Jadi nothing tulus aja. to lose.
**
Pengumuman TBS/TPA pada tanggal 5 September. Saya tunggu hari itu sambil pasrah, karena saya merasa kesulitan menjawab terutama yang aritmatika. Tidak lolos tidak masalah, dari awalpun begitu, sampai akhir juga. Tanggal 6 Sept baru keluar pengumumannya dan ternyata saya lolos. Passing grade 160, skor saya 190. Lanjut deh saya ke Tes Substansi alias wawancara.
Tanggal 6Sept jam 13.00 terjadwal terakhir mengisi borang, isinya adalah kalau ada tanggal yang tidak bisa wawancara (max 2 tanggal) disuruh menulis beserta upload buktinya. Saya karena males cari-cari buktinya tulis saja bisa disemua jadwalnya (ada 7 minggu tesnya dari 10sept-20oct).
Pada 9 September pagi, saya cek sudah muncul jadwalnya. Wawancara via zoom pada 25 September 2024 jam 14.00. Wismilak.
Update soon. Pengumuman ada pada tanggal 7 November 2024. Pasti asik ini deg-degan menunggu hasilnya, saya sih targetnya ga lolos, kalo lolos cuma beruntung saja.
Saya mengacu ke video dari Mbak Fitri A. Permatasari di Youtube ini untuk wawancara. Semoga aman.
**
update 25sept24
Saya baru saja selesai wawancara LPDP. Jam 13.00 saya masuk zoom, menunggu host memasukan saya ke roomnya. Link zoom bs didapat di laman dashboar lpdp kita, linknya baru akan muncul setelah pernyataan setuju atas kerahasiaan wawancaranya.
Ada 3 pewawancara (Mas Putra, Bu Diana, dan Bu Priyanka). Dibuka oleh Mas Putra. Saya dikonfirm namanya, harus rename zoom dengan nama lengkap sesuai di LPDP dan menunjukan 360derajat sekitar saya, memastikan tidak ada orang. Kemudian masuk sesi 1 oleh Bu Priyanka.
Dimulai dan sampai akhir sesi 1 dengan bahasa Inggris. Pada intinya ditanya “kenapa meneliti ini?”, “apakah sudah punya riset sebelumnya”, “kenapa di australia?”, dst. Ada masukan juga dari beliau, pertanyaan penelitian saya masih belum level doktoral. Saya terima dengan sedikit pembelaan. Ada pertanyaan yang menarik “Scope accessiblenya seperti apa?”. Kalau kita nulis proposalnya sendiri dan memahami yang kita tulis pasti jawabnya gampang deh. Gaada salah bener disitu. Ditanya juga tentang S1 manajemen, S2 manajem3n seni kok skg kerja di prodi pariwisata. Kenapa memilih Udep (UWA) dan siapa supervisornya? Dst
Kemudian sesi Mas Putra juga bahasa Inggris. Saya agak campur-campur jawabnya, yang saya gatau kata-katanya dalam inggris saya jawab dalam bahasa Indonesia. “I Think we have to mempertimbangkan that thing”. Beliau jg banyak sisi akademiknya. Menanyakan sejarah riset saya. Kemudian publikasi saya dimana saja. Dan mengembangkan pertanyaan dari obrolan saya dan Bu Priyankan sebelumnya. Kedua penanya punya batas waktu masing-masing, saya rasa 15 menit saja. Mas Putra juga tanya tentang m
Masuk sesi 3 ada Bu Diana. Saya ditanya tentang kelebihan dan kekurangan yang saya tulis. Diawali dari “mau bawa keluarga?” “Strategi apa untuk bawa keluarga?”. Lalu karena saya banyak menulis tentang kesenimanan saya, ditanya juga. Misal “bagaimana kreativitas dan out of the box anda nanti jika s3?” “Apakah punya pekerjaan lain? Kok tidak ditulis”, “Apakah nanti pekerjaannya akan ditinggal saat S3?”. Semua saya jawab dengan santai. Bu Diana sambil ketawa-ketawa, mungkin bingung wawancara seniman hehe.
Kemudian kembali ke moderator Mas Putra dan saya disuruh memberi closing statement. “Terimakasih atas kesempatannya. Saya jujur sudah merasa akan gagal di skolastik, ternyata lolos. Wawancara ini juga, sebelum wawancara tadi saya sudah siap tidak lolos, kalaupun lolos saya anggap bonus saja. Terimakasih atas kesempatannya”.
Kita tunggu 7 November pengumumannya. Oya habis wawancara ada form survei yang harus diisi, sayangnya server lagi down jadi sampai 2jam setelahnya saya belum ngisi. Semoga gajadi kendala.
Pada intinya, ngomong apa adanya. Dan ada saran dari para pewawancara; saya banyak tidak menuliskan hal-hal menarik di form, yang muncul saat sedang wawancara.
*
7 November pengumuman. Dari pagi sampai magrib ndak ada info, niatnya mau cek lagi di esok harinya, mau ditinggal tidur aja.
Kok pas magrib, beberapa teman WA. Pengumuan sudah ada, saya dan istri dan anak bareng-bareng lihat.
“Mohon maaf anda belum lulus seleksi substansi”. Skor 869, Passing Grade 1000.
Alhamdulillah. Saya langsung lega dan senang. Ya ada sedihnya sedikit, tapi dengan keyakinan kuat bahwa semua ada waktunya dan semua yang terjadi adalah yang terbaik, saya terima dengan legawa. Minimal semua pengalaman ini menjadi pelajaran bagi saya dan temen-temen yang membutuhkan.
Saya cek di IG LPDP juga banyak komentar yang tidak lolos, ada yang skornya kurang 4, 6, dll. Entah benar atau tidak, kita harus tidak mudah percaya dengan teks-teks random di internet hehe
Bismillah, kita coba lagi ya beasiswa-beasiswa lain. Satu pintu tertutup, yang lain masih menganga.
Kalau ditanya motivasi saya apa, sebetulnya cuma 1. Skor IELTS saya akan expired sekitar 1 tahun 1 bulan lagi. Eman-eman udah bayar sendiri 3juta, ndak kepake. Gas semoga bs segera dapat beasiswa dan berangkat S3. Tapi sejatinya dalam hati nurani saya, S3 di dalam negeri juga ndakpapa. Kita ikut idulu alurnya. Wong ga S3 aja aja gapapa hihi Halo UU.
Email saya di nihan.lanisy@gmail.com jika suatu hari Anda membaca ini dan menginginkan info-info untuk daftar LPDP. Tapi untuk wawancaranya, saya mungkin belum bisa memberi masukan karena hasil wawancara saya juga belum lolos. Jadi tidak lolos tanpa masukan yang berarti sebetulnya sangat “nggantung”, apa yang harus saya perbaiki. Tapi saya tahu 1 hal, bahwa proposal saya memang belum menarik. Mari diperbaiki.
Bogor, 19 Juli 2024
Diselesaikan di Pondok Cabe, 8 November 2024
Nihan Lanisy
Leave a Reply