Hari ini tanggal merah, tentu bahagia bisa istirahat rebah-rebah. Tapi kenapa hari ini merah? Diliburkan untuk memperingati Maulid Nabi. Memperingati dari kata dasar ingat. Ingat tentang kelahiran Rasulullah Muhammad SAW.
Kalau ada hari sampai diliburkan, pasti peristiwanya besar. Ada apa sih dengan lahirnya Nabi Muhammad? Ini yang perlu kita pertanyakan.
Paling tidak hari ini, kita bisa mengingat dan merenungkan betapa ajaran dan pengaruh beliau sangat bermanfaat untuk kehidupan pribadi maupun semesta. “Jangan marah”, nasihat beliau.
Banyak kisah yang telah diriwayatkan, bahkan dari sebelum beliau lahir. Ada tanda-tanda kehadiran seseorang yang akan sangat berdampak dunia akhirat. Atau mau dari pertapaannya di Gua Hira, yang kemudian jadi titik mula semua ini.
Berat. Berempati pada Rasulullah, bahwa mendapat wahyu Tuhan itu pasti berat. Manusia tempatnya salah dan dosa, namun harus terus menerus benar, membenarkan, dan menghidari dosa. Berat nabiku, bagiku yang begini-begini saja.
Mungkin kita tak akan pernah sesempurna panutan kita, tapi niat dan usaha untuk mendekatinya adalah hal yang bukan tak mungkin. Setidaknya hari ini kami mengingat dirimu meski sisa 300-an hari berikutnya terlupakan lagi.
Shalawatku untukmu. Semoga seluruhmu dicontoh anak cucu kami, kebaikan demi kebaikan yang kau ajak dan contohkan adalah sebuah tuju di masa depan. Masa lalu boleh abu-abu dan hitam, namun semoga di depan putih, dengan bercak-bercak abu dan hitam bagai debu yang beterbangan.
Kesabaranmu, tutur katamu, semuanya tentangmu semoga menyertaiku. Kami lahir disaat hanya riwayat dan cerita yang hadir, namun itupun tak apa sebab dari itupun saja kami merasakan dahsyatmu. Dahsyatnya Allah yang mencermin padamu.
Bismillah, jumatan dulu.
Bogor, 5 September 2025
Nihan Lanisy
Leave a Reply