Dari perempatan Warung Jambu, belum tampak angkotnya. Saya memutuskan jalan kaki sambil menunggu angkot lewat. Angkot lewat, saya sudah keasyikan jalan kaki. 1km ini tak jauh.
Melewati es kelapa muda, ingin rasanya meminumnya. Selanjutnya sate padang, asapnya mengundang. Bubur kacang ijo, ah tak bisa ku menolaknya, tapi kutolak. Ayam penyet lombok ijo. Bakso bakar. Odading. Bubur Ayam. Nasi goreng wagyu meltique. Woodfire yang enak tapi mahal. Bubur Cinta yang rame. Gorengan ahhhhhhh. Pecel lele, ini godaan terakhir akhirnya.
Langkah makin lelah memasuki pagar rumah. Aku berhasil melawan keinginan dan hawa nafsu. Sambil berdoa dalam hati, “Ya Allah, aku melatih kakiku untuk siap ke hajiMu. Dan semoga 5000 yang aku hemat ini, bisa memberangkatkanku dengan caraMu yang tak terduga”
Ditulis setelah makan masakan istriku bersama anak wedok. Terimakasih.
Semoga semua hajat yang dibuang maupun dipanjatkan senantiasa lancar.
Bogor, 16 Januari 2025
Nihan Lanisy
Leave a Reply