Dari hotel Jambuloewoek Seminyak, aku berjalan menyusuri trotoar. Bertemu pedagang yang sedang menyapu sekitarnya, menjajakan minuman sachet dan nasi jinggo di atas motornya. Beberapa satpam hotel memandangiku dari jauh. Sederet tukang ojek menawari tumpangan, mungkin aku dikira salah satu peserta pesta yang jam 6 pagi pun dentuman dan keramaiannya masih kerasa di ujung gang itu.
Semakin sepi, pagi yang kosong. Seorang ibu membawa sesaji untuk disajikan. Sekian anjing memandangiku asing, maaf aku belum pernah berkenalan. Di pantai, campuran kepentingan berkumpul. Para pedagang lumpia berjajar, beberapa orang melakukan bersih pantai, Ada orang melatih anjingnya, orang-orang jogging lari kecil dari kenyataan. Ada satu orang membawa buku dan termos, sedang khusyu membaca (mungkin) doa mengadap pantai yang tak henti menggulung.
Jam 7 datang, keluarga-keluarga berdatangan membawa alas dan bekal piknik. Mungkin beberapa orang broken home melihat dengan iri di pantai itu, tapi apa daya aku hanya dalam diam menikmati indahnya pagi di Petitenget. Sendiri bersama bualanku.
Hari makin maju, kami makin mundur
Bogor, 1 Juni 2022
nihan lanisy
Leave a Reply