Pijat Bandung feat. Mang Ojan

Mang Ojan tinggal di Caringin Tilu (Cartil). Tapi bisa diundang ke hotel/rumah kita sebagai guest star haha. Alhamdulillah akhir pekan kemarin kami sekeluarga berkesempatan mengalami Pijat Mang Ojan. Tarifnya berapa? Saiklasna (note: buat yang tidak mampu kasih sebisanya, baginya mampu berilah yang terbaik kau bisa ya. ini makna seiklasna bagi saya, bukan semurah-murahnya).

Saya tau Mang Ojan dari sobat Bagus Suitrawan yang mengisahkan pengalaman berkesannya waktu pijat di Bandung. Bagus tau dari Teh Ega yang mana adalah owner Jumbuh dan kakak dari Bisma Karisma (Smash). Kata Bagus, saya harus merasakan pijatnya yang unik. Lucu, aneh, enak, dan beberapa kata kunci yang sempat Bagus ceritakan.

Alhamdulillah hari kedua saya di Bandung, Mang Ojan ada luang jam 20.00. Sibuk beliau pelanggannya banyak hihi. Saya sudah janjian lewat WA hari sebelumnya. Sebetulnya mau pijat malam sebelumnya, tapi Mang Ojan ada pijat dari jam 7 malam sampai jam 1 pagi. Bayangkeun.

Singkat cerita, saya akhirnya dipijat. Sebelum saya cerita, Mang Ojan sudah tau sakitnya dimana. Beliau merasakannya juga. Saya minta dipijat langsung ke punggung, tapi Mang Ojan menolak dan memijat mulai dari jari kaki. Ini ternyata memang sudah adatnya seperti ini, harus mulai dari bawah dan sesuai ajaran.

Waktu memijat, mata kanan Mang Ojan merah sekali. Mata itu, kata Mang Ojan sendiri, kalau ditutup akan menghilangkan kemampuan pijat Mang Ojan. Pijat Mang Ojan sudah beliau jalankan sejak berpuluh tahun lalu di Garut. Untuk mendapat ilmunya beliau dibimbing seorang guru dan puasa 41hari. Beliau cerita panjang lebar tentang ini, tapi saya tidak mau cerita tentang itu disini.

Kami banyak mengobrol tentang karuhun dan leluhur. Tapi saya tidak mau cerita tentang itu juga disini. Cara pijatnya unik sekali, urat-urat di geser-geser. Tapi bukan di urut dengan sakit. Mang Ojan sambil cerita saat mijet, ngomong terus. “Gejlik” “Jeletot” “Alah-alah” “Geser” adalah beberapa kata yang sering muncul.

Besoknya, istri dan dua anak saya merasakan pijatnya. Sama, ndak perlu dikasih tau masalahnya sudah aman hehe. Riwayat kehidupan kami juga disenggol-senggol dikit sama Mang Ojan, seru deh hehe.

Yang saya suka sebetulnya adalah obrolan tentang sebetulnya Mang Ojan bukanlah siapa-siapa. Semua yang terjadi adalah kehendak Allah. Tangan yang memijat juga bukan kemampuan Mang Ojan, semua karena dan milik Allah.

Selama saya hidup 32 tahun, saya sudah ketemu beberapa kegoiban yang susah dilogika. Kali ini, senang sekali bisa bertukar rasa dan pikir dengan Mang Ojan. Diberi nasihat tentang jeruk purut dan bawang merah. Diberi cerita tentang tidak boleh sombong dan harus senantiasa ikhlas.

Semoga Mang Ojan sehat dan lancar selalu supaya banyak orang bisa dibantu. Yang pingin nomernya bisa kontak saya ya.

Kelebihan adalah beban yang harus ditunaikan. Ilmu adalah sesuatu yang walau kecil harus diamalkan. Tuhan adalah penggaris takdir dan peran manusia ciptaanNya.

Kalau ketemu Mang Ojan coba tanyakan kisahnya memijat mayat hehe seru

Bogor, 16 September 2024

Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *