PKBJJ di Cibinong

Minggu lalu, saya ke SDN Kaum di Cibinong untuk menjadi instruktur/pemateri PKBJJ. PKBJJ ini singkatan rahasia, engga juga ding, pokoknya JJ itu jarak jauh.

Saya dibekali slide yang sudah usang, dinamika dunia memang kadang kejam, gara-gara perubahan aturan puluhan slide menjadi tak berarti dan tak perlu dipresentasikan. Bisa jadi dari 10, sisa cuma 3 slide untuk bisa saya presentasikan. Karena lainnya sudah tidak relevan.

Sisanya ngapain? Tentu bercerita. Hidup seorang presenter, dalam hemat saya, akan jauh, panjang, dan seru jika dilingkupi storytelling. Apalagi ditambah humor. Bagi orang-orang yang serius, humor bisa dianggap sebuah tanda ketidakseriusan seseorang, namun ternyata bisa berarti berbeda. Dengan humor, bagi saya mempermudah pengetahuan masuk dan tersimpan di memori jangka-panjang. Saya cuma sok tau aja sih, soalnya itu berlaku pada saya. Kalau nonton orang yang ngomongnya gaada lucu-lucu-nya, yang ada ngantuk dan lupa sama semua yang diomonginnya.

Sedikit recap, saya memberi tips, trick, pengetahuan, dan pengalaman tentang menjadi pembelajar jarak jauh: dimana yang diajar dan pengajarnya terpisah jarak dan waktu. Ini perlu skill khusus, apalagi pembelajarnya multi-peran: sambil kerja, sambil ngurus keluarga, sambil mikir tagihan paylater, sambil mikir belanja popok, dll. Manajemen waktu sangat penting untuk mahasiswa dengan model seperti itu. Pun, bagi yang kuliah saja tidak bekerja dan belum menikah, saya yakin tiap orang punya ujian dan kesibukannya masing-masing. Tidak perlu merasa paling berat dalam hidup ini, Tuhan selalu adil menguji dan menyibukkan makhluknya.

Kemudian, dunia akademik akan menyuguhkan banyak bacaan. Bagaimana membaca yang efektif adalah materi yang saya bawakan juga. Namun, saya sampaikan dengan sedikit twist. Pasalnya, setiap orang punya cara dan style masing-masing dalam belajar, mengingat latar belakang, waktu, dll-nya beda-beda. Ada yang cara membacanya sukanya dibaca semua, baru direnungkan. Ada yang langsung loncat ke kesimpulan. Ada yang langsung mengerjakan latihan, kalau ada yang gabisa baru dibaca sebelumnya. Ada juga yang mungkin seperti saya, dibakar bukunya, diminum abunya, terus tiba-tiba tau hehe. Menjadi pembelajar adalah memiliki kebebasan dengan caranya masing-masing, namun jika memang butuh referensi atau pengetahuan baru: saya hadir disitu.

Pagi ini, sambil nulis ini, saya lagi siap-siap ngisi materi yang sama lagi, namun dengan lokasi dan audience yang berbeda. Terimakasih UT Bogor sudah kasih saya kesempatan cuap-cuap bertemu mahasiswa. Saya pastikan saya sisipkan motivasi dan demotivasi “pusing ga? makanya gausah kuliah” hehe. Ini pertanyaan fundamental, supaya semua mahasiswa itu memang pembelajar bukan formalitas menuju gelar. Setiap orang yang mau belajar pasti punya pertanyaan. Simpan pertanyaan itu dan tanyakan kemana pun, jangan anyep-anyep aja kelasnya, yang mana artinya lebih banyak ga pahamnya daripada yang paham.

Banyak pemalu, tapi tak bawa paku. Dok dok dok.

Semoga semua sukses dengan jalannya masing-masing, Tuhan telah menggariskan takdir dan nasib teman-teman. Saya tak pernah menghakimi peserta yang ngantuk, main HP, ngobrol. Sebab saya tak punya kuasa untuk menjadikan mereka kedepannya sukses, bahagia, berkelimpahan, dll. Jika memang tidak menarik dan tidak bermanfaat, jangan disimak pemaparan saya. Ikhlas, qulhu.

Bogor, 27 September 2025
Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *