sambung asa

sedih dan cape boleh, tapi tidak boleh putus asa. aku bukan mau jadi motivator pada tulisan ini, justru sebaliknya. sediho sak sedihsedih e, kesel o sak keselkesele. tapi ojo putus asa soale ning ngarep ono berkah sing besar sekali dan dari arah tidak disangka-sangka.

semisal orang tua, guru, dan orang-orang disekitarku putus asa denganku dari dulu, tentu tidak ada aku yang sekarang. yang ada adalah aku yang nyungsruk, tidak berminat dengan hidup, dan mungkin aku adalah kegagalan yang paripurna.

pasalnya, kuceritakan beberapa hal tentang diriku yang dulu, semoga bisa jadi pembelajaran. aku suka sekali tidur kemalaman, dengan konsekuensi bangun siang. tidak suka mandi. baju dan celananya bolong-bolong. tidak suka sisiran (kalau ini masih). tidak punya cita-cita (masih juga). tidak mau kaya. antikapitalisme. opo meneh yo hehe. mbolosan dan tidak punya buku pelajaran semasa SMA, njuk mau belajar apa hehe. kuliah jarang masuk kelas. selalu ga ngerjain skripsi dan tesis, kalo stres malah ditinggal dan tidak dikerjain. tidak punya pekerjaan tetap, anak sudah dua. anaknya tidak sekolah formal. opo meneh yo, tak golekke meneh banyak hal yang bisa membuat banyak orang putus asa padaku nih. udah segini dulu.

tapi aku merasa dikelilingi dukungan, dan kadang dalam bentuk kritik dan saran, namun tak pernah ada yang putus asa denganku. yang ada adalah doa terus menerus dari sekelilingku untuk kebaikanku. bahwasanya yang bisa merubah adalah Sang Pembolak-balik Hati.

Seandainya aku sudah diputusasai dari dulu, aku tidak bangun sepagi ini untuk berdoa dan menulis tulisan ini. aku akan bermalas-malasan saja, sampai nanti tidur lagi. Aku tak perlu membagikan diriku untuk bisa dikonsumsi sebagai pembelajaran orang lain, seperti harapanku.

Jam 3 pagi hari ini, mengingatkanku pada bayangan bagaimana orang tuaku, istriku, dan siapapun berdoa untukku. aku yang mungkin aneh, unik, dan agak beda. dulu dan bahkan sampai sekarang aku yakin. tak pernah terputus karena kehidupan belum berakhir, senantiasa ada perubahan dan naik-turun kehidupan, wajar dan sangat manusiawi.

ketika menonton youtube tentang kiai-kiai, ada kisah bahwa banyak anak kiai yang nakal dan tidak mau meneruskan mengurus ngaji-ngajian. tapi justru biasanya yang paling nakal tidak bisa melarikan diri dari doa orang tuanya. semakin nakal semakin tertarik untuk didoakan dan ditarik ke kenyataan. seperti kisah perguruan silat yang diteruskan oleh anaknya yang paling malas silat dan pergi paling jauh. akhirnya dia yang “dipaksa” kembali. barokahe duwe wong tuo sing “sae”. agak sulit diterima kata-kata ini kalau filosofi hidupmu tidak mengenal berkah/barokah, hanya angka, peringkat, dan pencapaian dunia

ada barokah menjadi orang baik, kalaupun bukan untuk diri kita, untuk keturunan kita. selain kepada keluarga, semoga bisa kuterapkan sambung asa (lawannya putus asa) kepada seluruh kehidupan di dunia ini. dan ingat kawan, waktu itu relatif dan perubahan itu pelan dan sedikit-sedikit serta di alam bawah sadar. bukan terpaksa tapi karena rela. semoga senantiasa.

jadikanlah solat dan sabar sebagai penolongmu, walaupun berat kata Allah, ya cuma solat dan sabar yang bisa menolong. maknai luas, bukan hanya definisi sempit tentang solat dan tentang sabar. sebentar lagi subuh, saya sudahi dulu sampai paragraf selanjutnya.

selain sambung asa pada orang lain, kita juga perlu tak pernah putus asa pada diri sendiri. apapun itu, sesederhana keinginan bangun subuh tapi tak pernah bangun dan kesiangan. Allah yang akan membangunkan, pada waktunya, pada masanya. jalani saja, selama niat ada, semua mengikuti.

Bogor, 25 oktober 2025

Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *