Hidden Gem mah udah biasa, yang ini Higgen Dem.
Kok ya ada warung yang sudah buka sejak lebaran, tak terlihat oleh mata fisik dan mata batin ini. Terletak di salah satu ujung Lapangan Kresna, agak diatas dikit tapi pas disebelah lapangannya. Tulisannya Gultik.
Gultik sih ga terlalu menarik buat saya, tapi ternyata di satu warung yang sama spanduknya ada 2. 1) Gultik dan 2) Tahu Telur dan Gultik. Lho lho lho, kok keren.
Tahu telur adalah mafa-ku (makanan favorit) waktu pernah tinggal 2+ tahun di Madiun. Setiap ada tahu telur, pingin tak pesen, soalnya enak dan jarang ada, apalagi di Bogor. Sialnya, eh untungnya, harganya juga sangat terjangkau cuma di Rp 15.000 aja.
“Dari mana mas?”, tanya si Bapak
“Saya Jogja aslinya, pak”, mungkin karena saya ngobrol sama istri saya pake bahasa jawa
“Saya Bojonegoro”
Sedikit ngobrol-ngobrol, beliau memodifikasi bumbu tahu telurnya. Kalau kamu makan di Jawa Timur atau di Jawa Barat-pun, tahu telur itu pakai petis. Rasanya sangat jatim banget lah. Tapi yang ini agak beda.
Beliau membocorkan resepnya: Disesuaikan dengan lidah orang Bogor, diganti petisnya dengan ebi dan kacang mete. Wow, baru aja ketemu udah dikasih rahasianya. Baik banget bapaknya.
Ini tentang segmen pasar, si Bapak mau tahu telurnya bisa dimakan orang Jawa Barat juga. Kalau orang Jawa Timur pasti pinginnya dan senengnya pakai petis, tapi dimana bumi dipijak disitu kita jualan, alhasil modifikasi tahu telur ala PimpMyRide terjadi.
Semoga laris-laris, dan kalau kamu pas ke Bogor mampir ke warung itu. Dilarisi supaya jadi legasi.
Bogor, 1 September 2025
Nihan Lanisy
Leave a Reply