Ogut dulu jualan kopi, namanya Sangat Coffee. Salah satu menunya adalah Afogadro, panggilanku terhadap afogato: eskrim vanila disiram espresso.
Pagi ini, lagi belanja di Ngesti Solis eh disebelahnya ada kafe Monero, baru kayaknya. Tempatnya nyaman dan estetik (buat orang umum, buat ogut sih tetep prefer burjo warmindo atau angkringan hihi). Tujuanku cuma satu sebetulnya, mesenin anak-anak affogato.
Kenapa afogato? Pertama alasan melankolia, jadi keinget waktu mereka 3 tahun dan 2 tahun, ayahnya jualan kopi. Pulang malam hehe. Afogato sering ogut bikinin dulu, soalnya HPPnya cuma 8k kalo gasalah hehe. Dulu dijual 20k.
Sambil tebak-tebakan keuntungan, kita sesap kopi afogato yang espresonya kecut di Monero. Enak sih, tapi beda sama afogadroku. Gapapa, keberagaman yang membuat kita hidup.
Jajan kopi ya boleh, tapi ya ndak tiap hari dan jangan besar pasak daripada tiang. Kaya miskin bukan masalah besarnya pendapatan, tapi tentang bagaimana kita pengeluaran kita ndak lebih besar dari pendapatan.
Jika gaya hidup membunuhmu, mending hidup tanpa gaya. Freestyle.
Ditulis sambil menyesap americano promo pagi di Monero 20k. Makasih.
Bogor, 14 Juli 2024
Nihan Lanisy
Leave a Reply