

Foto diatas adalah potong rambut seharga 10k oleh barber Abdul, anakku. Rambutnya juga dipotong sama dia sendiri.
Saya bukan ahli parenting, tapi bagi saya menjadi orang tua adalah memberi kesempatan untuk eksplorasi anak. Dia tidak harus berprofesi jadi barber juga saat dewasa, tapi merasa berdaya itu penting.
Saya senantiasa menekankan bahwa di dunia ini semuanya bagus, tidak ada yang jelek. Kemudian sedikit-sedikit menjelaskan tentang beda fungsi dan estetika. Mungkin agak sulit memahamkannya, tapi suatu hari semoga paham, Nak.
Dear parents, berhentilah berpikir bahwa memotong rambut adalah belajar memotong rambut. Satu kegiatan merupakaan jutaan pelajaran. Teknik memotong, sopan santun, cara melayani, membersihkan tempatnya, menyimpan barangnya, kreatifitas, keberanian, dsb dsb sampai jutaan hal. Berlaku juga untuk kegiatan anak-anak yang tidak formal, percayalah pembelajaran dalam informalitas justru yang paling dalam dan membekas.
Pelajaran tentang menjawab “iso” terhadap apapun juga aku dapatkan dari dunia seni. Dimana kebebasan ada, tapi kita harus bisa buat batasnya sendiri, kemudian mempertanggungjawabkannya juga. Profesi yang multidimensi itu, salah satu yang banyak orang tua tak harapkan dicitakan oleh anaknya, why? Kemapanan ekonomi ya?
Sedikit berbagi saja pagi ini. Kalau yang baca belum punya anak ya nikah dulu, jangan punya anak dulu baru nikah ya 🙂
Pondok Cabe, 11 Februari 2025
Nihan Lanisy
Leave a Reply