
Budaya tutur membuat tulisan tak terlalu mendominasi. Leluhur dan nenek moyong menuturkan ke keturunannya, terus menerus sampai akhirnya tak tertuturkan lagi.
Sebetulnya antar budaya bisa saling belajar, saling melengkapi. Penuturan ditulis. Tulisan dituturkan. Tak saling menyalahkan, saling menghargai dan tak ada yang lebih tinggi. Egaliter.
Tulisan-tulisan saya kadang lebih bermakna ketika saya ceritakan dengan lisan, misal ketika bersama anak-anak saya atau teman-teman saya. Lebih seru aja gitu. Sudah seru, dapat pengetahuan lagi. Tapi ingatan kita memang terbatas, tulisan membuatnya lebih terarsipkan lama. Apalagi sekarang jaman digital yang sedikit banyak, selama server sedunia tidak diretas dan belum kiamat, bisa terus diarsipkan.
Sebagai pendidik, ada kegamangan. Mahasiswa-mahasiswa ketika disuruh membaca cenderung tidak paham. Apakah mereka malas membaca? Bisa saja iya, bisa juga tidak. Hidup harus mengedepankan prasangka baik, tidak suudzon terus. Bisa jadi para murid-murid saya memang tidak terbiasa membaca dan podcast/bincang-bincang lebih bisa masuk ke sanubari dan memori mereka. Atau jangan-jangan jika diberikan kesempatan belajar dengan cara ngobrol informal lebih mashoook ilmunya. Ini semua masalah pilihan kurir saja, ada yang pakai JNE atau Wahana. Semuanya sama-sama sampai.
Jadi, kapan kita mau melepaskan diri dari formalitas ini? Atau kapan adanya informalitas yang diakui? Lah nanti jadi formal juga. Atau biarlah hidup tak terlalu banyak policy supaya tidak banyak kena tilang akademik.
Entahlah, saya menteri juga bukan. Tak ada keputusan resmi yang bisa saya buat. Usul juga tidak mau, sebab penerimaan dan pemaafan adalah tanah basah gembur subur untuk tumbuh banyak hal.
Tentu sambil protes dan saran sesekali hihi. Pagi ini kepagian ke kantor, sebab bis tak jalan sehingga harus motoran. Kok ya gaada perasaan marah atau sebel sama sekali ketika bis tidak nyala. Saya ini aneh atau memang seharusnya hidup itu penuh penerimaan ya?
Ketika seseorang mati, perpustakaannya hilang. Tulisan membantu melestarikan namun tutur yang diteruskan juga bisa bantu juga. Salam keseimbangan.
Pondok Cabe, 10 Februari 2025
Nihan Lanisy
Leave a Reply