Kring, sebuah panggilan mengabarkan ada paket yang harus diambil di Rosalia Indah, Tajur (Bogor). Kalau mau meluncur dari rumah naik Go-Ride biayanya 35.000. Mahal juga.

Alhasil, supaya ngirit, saya berencana naik angkot 08A dari depan rumah dengan ongkos 4.000, lalu saya akan turun di depan RS PMI (seberang Kebun Raya), untuk kemudian naik Bis TransPakuan ke arah Ciawi dengan biaya 0 Rupiah.

Singkat cerita saya sudah turun dari angkot 08A, tepat di halte depan RS PMI. Eh, langsung ada Bis TransPakuan jurusan Bubulak-Cidangiang.

“Pak, ini ke Tajur?”, tanya saya
“Engga, naik aja, nanti saya arahin bisnya”, kata Pak Supir

Saya ikut bis itu sampai ke halte Cidangiang, tepat di sebelah Mall Botani Square. Waktu saya mau turun, untuk ganti Bis ke arah Ciawi, sang supir melarang.

“Bapak, jangan turun, Ikut saya aja, nanti saya turunkan di halte yang langsung”, kata Pak Supir
“Ok, Pak. Emang kalau naik dari sini engga langsung ke arah Tajur?”, tanya saya
“Engga, nanti muter dulu ke Ciawi, jauh….”

Karena beliau adalah supir resmi, maka saya ikuti saja petunjuknya. Saya disuruh turun di halte seberang Kebun Raya (sebelah Tugu Kujang). Saya disuruh naik koridor 2 (Bubulak-Ciawi). Saya pun naik bis tersebut dan mengikuti alur perjalanan. Sampai pada suatu titik…..

“Mas, ini ke Bubulaknya masih berapa lama lagi ya?”, tanya Ibu penumpang di sebelah saya

Disitu saya benar-benar sadar bahwa bis ini akan membawa saya ke Bubulak, bukan Ciawi. Akhirnya saya dengan penuh rasa syukur dan santai, menikmati perjalanan pagi itu ke terminal Bubulak, yang mana semakin menjauh dari tujuan saya: Rosalia Indah Tajur.

Singkat cerita, saya ikut bis itu muter-muter sampai akhirnya saya turun di halte yang saya inginkan di daerah Tajur.

Pagi itu, saya dapat bonus jalan-jalan dari Tuhan, pertama kali saya menjejakkan kaki di dalam Terminal Bubulak. Kalau tidak dengan cara ini, saya tidak punya alasan untuk sampai kesana. Setiap perjalanan punya maksud, setiap maksud punya perjalanannya.

Pondok Cabe, 25 Juli 2022
Nihan Lanisy