Lutut sebagai Pusat Semesta

Lutut yang cidera ternyata punya banyak konsekuensi. Mobilitas berkurang. Ngising tak nyaman. Dan lain-lain

Tapi kalau mau dipandang dari sudut lain, justru sangat nikmat. Jalan pelan, hidup lebih slow living. Jadi sempat menyapa banyak orang. Jadi ajang silaturahmi karena pertanyaan, “kakinya kenapa?”.

Aku semakin menyadari, sulitnya untuk berpikiran negatif tentang musibah dalam hidup. Musibah dan muhasabah yang bersatu menjadikannya hikmah. Semua ada pada waktunya dan untuk gunanya masing-masing.

Sewaktu di terapi di Mas Eko MAFAZA kemarin, saya rasanya pingin cepet sembuh. Tapi sakit itu proses, saya ingat itu disaat yang sama dengan pikiran instan itu datang. Biarlah sakit hadir, enjoying tubuhku, dan tanpa pamit nanti pergi dan dirindukan.

Semoga lekas sembuh, eh semoga sembuh pada waktunya nanti meski ndak lekas.

Reposisi dan Radang adalah dua hal yang berbeda. Senut senut adalah soundtrack harian 3 hari belakangan. Asik sih, kegelisahan sudah kutitip di air seni sore tadi.

Yogyakarta, 23 Oktober 2023

Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *