Nyah Nyoh

Apakah memberi itu harus waktu kita berlebih? Lagipula hidup ini takarannya kadang sulit ditakar deh

Lebih-Cukup-Kurang adalah ukuran dalam subjektifitas kita. Perasaan. Di atas kertas, lebih kejam lagi. Kalau semua dihitung matematis dan logis, hidup ini ampun-ampunan dah. Habis waktunya untuk menghitung.

Dulu, mentor bisnisku pernah bilang kita harus betul-betul perhitungan dalam bisnis. Kalau perlu dalam non-bisnis juga: pertemanan dan kekeluargaan sekalian. Saya dulu percaya dan coba menerapkannya, tapi dasar saya manusia, goyah juga aku.

Saya temukan di dalam perkataan Rendra, saya tentu lupa pasnya di buku mana, kalau keluarga adalah unit yang lebih banyak tidak efektif dan tidak efisiennya. Buang-buang waktu dan biaya. Tapi kenapa kita senantiasa berkeluarga? Beranak pinak lagi….

Ya, pada akhirnya, walaupun sekarang aku belum berakhir juga, hidup tak melulu harus efektif dan efisien. Perusahaan harus, tapi ada sisi-sisi manusia yang akan membuat kita di pertigaan: aku kudu piye?.

Khidmatku adalah pada hidup yang nyah nyoh, dalam bahasa indonesianya suka memberi tanpa tedeng aling-aling. Semoga aku diberi kesempatan terus sama Allah untuk jadi makelarnya. Harta Allah -> Hartaku -> Harta Orang Lain dst.

Fluktuatif, pasti. Bisa berubah, pasti. Omong doang, pasti. Tapi semoga dengan visi yang aku punya ini, gerak kaki dan hati mengikuti mata memvisikannya.

Mata hati dicari mata uang

Pondok Cabe, 23 November 2023

Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *