Kemarin ke Gramedia Botani Bogor. Anak wedok anteng duduk baca sesuatu, Anak lanang anteng juga baca komik Demon Slayer.
Bapaknya berkeliling supaya dikira suka baca buku. Tiba-tiba anak lanang menghampiri sambil bawa plastik yang ada label harganya.
“Dul, tadi kamu baca komik yang udah kebuka atau kamu buka sendiri?”, tanya saya
“Aku buka, yah”, jawab anak lanang
“Besok lagi jangan di ulang ya, ini toko buku bukan perpustakaan. Ambil lagi komiknya, dibeli aja”, kata saya
Komik Demon Slayerpun dibayar sekitar 40ribuan. Malam itu, malam minggu, saat semua orang libur kami malah sekolah. Nama mata pelajarannya “Tanggung Jawab”.
Komik yang disobek harus dibayar. Saya mencoba memberi pengalaman bertanggungjawab meskipun mudah sekali untuk meninggalkan komik itu tanpa dibeli.
Jaman sekolah dulu sering baca/dengar/diberitahu bahwa keluarga ada unit sosial terkecil dan mula dari seseorang, dimana nilai-nilai diceritakan, diturunkan, dan dikhidmati. Tak saya sangka juga sekarang saya sudah jadi Ayah hampir 9 tahunan ini, dan ada anak-anak yang menanti tuladha alias contoh kecil dan detil mengenai bagaimana menyikapi hidup.
Semoga bisa istiqomah mencontohkan hal-hal baik dan bisa mengakui salah-salah kami juga sebagai orang tua yang kadang lupa bahwa tak melulu benar.
Bogor, 26 Marer 2023
Nihan Lanisy
Leave a Reply