Tulisan ini refleksi hidupku dengan KTP yang pekerjaannya “WIRASWASTA”.Asik banget ga tuh? Wkwk
Pengetahuan dan filosofi bisnis terbesarku dari Bapak, bapakku. Karena beliau membesarkanku bersamaan dengan beliau membesarkan anak-anaknya yang lain: usaha-usahanya.
Kok bukan cuma usaha saja? Kok usaha-usaha? Bapak pernah bilang kalau kita harus sediakan banyak ember, nanti hujannya dimana terserah Allah saja. Ini tentu berbenturan dengan beberapa pebisnis yang mengajarkan fokus pada 1 bisnis saja. Tapi aku lebih condong suka filosofi Bapak.
Ini saya jalankan sampai sekarang. Tapi sebentar, ada beberapa orang maido, katanya begini, pedagang dan pebisnis musti dibedakan. Pedagang berjualan, pebisnis bikin sistem. Ini bahaya kalau didengar sama anak-anak muda yang mulai bisnis, mereka akan mulai bikin sistem tanpa berdagang. Ada yang lupa kalau sistem dibuat karena kebutuhan, bukan karena teori dan katanya orang begitu. Pebisnis yang matang adalah hasil tempaan kerasnya berdagang, menurut saya kurleb ini. Dan yang merasakan kerasnya berusaha akan mengetahui perasaan stafnya nanti lebih dalam dan empatis.
Saya nulis ini di bis, cape lehernya. Singkat cerita saja ya. Wirausaha adalah jiwa. Jiwa yang bisa melihat peluang dan mau lelah dan repot untuk make it happen. Sekian. Bukan yang mengira mau usaha hari ini kemudian besok akan sukses.
Kesuksesan itu cuma pemberian, murni dari Atas. Tugas kita cuma berusaha. Dan mencoba berhenti maido orang lain.
Mereka yang berhasil sekarang adalah dulunya gagal dan besok bisa gagal. Melihat dunia dalam lingkaran, bukan berakhir di ujung tali tambang.
Sawangan, 23 November 2023
Nihan Lanisy
Leave a Reply