Harta yang mahal disebut kesadaran. Dalam sengaja dan tak sengaja menuju tidak sadar, ada satu khilaf yang membentang. Bagaikan musik latar yang diulang-ulang, untuk mengantarkan kita ke jalan pulang menuju musola.
Bahagia rasanya masih hidup, jika pernah hampir mati. Bahagia rasanya masih hidup dalam keterpurukan, jika kesadaran senantiasa lestari.
Di jutaan hamparan setan, manusia masuk ke sabananya berulang. Lagi dan lagi sampai kesadaran nanti.
Mataram, 11 Mei 2024
Nihan Lanisy
Leave a Reply