Betapa Hidup Bisa Semahal Ini

Dari Bandara Ngurah Rai ke hotel, ada bis Trans Dewata seharga 4.400. Sayangnya kami sampai halte jam 20.00, tepat bis terakhir sudah lewat 5 menit yang lalu. Akhirnya kami ditawari taksi online tanpa aplikasi, harganya 170.000.

Masak semahal itu untuk 4-5 km ini?

Akhirnya kami pesan sendiri lewat Grab. Ternyata betul memang 170.000 harganya.

Mengapa mahal?

Dilansir dari jawaban Pak Supir Grab-nya, aplikasi Grab di bandara itu beda. Jadi grab car yang beroperasi di bandara tidak bisa menerima order di luar bandara. Jadi selepas si Bapak anter kami ke hotel, dia harus balik lagi ke Bandara. Istilahnya, pulang ke bandaranya kosong gabisa angkut penumpang, maka dari itu agak mahal biayanya.

Lebih lagi, potongan untuk driver sebesar 20% + 30.000. Alamak. Hal ini terbuktikan saat dari Hotel ke bandara (sebaliknya) hanya 54.000 saja ratenya.

Pengetahuan ini seharga 170.000-4.400=163.600 rupiah. Gara-gara gajadi naik bis.

Udah begitu, waktu mau terbang pulang ke CGK, saya kehausan dan kehabisan minum. Saya mampir sebuah warung kopi dekat gate 5 dan ambil 1 aqua 600ml. HARGANYA 30.000.

Aqua itu begitu saya sayangi sampai-sampai di Bogor belum habis juga. Setetesnya seharga 500 rupiah ya mungkin.

Bukan dalam rangka pelit, tapi karena merasa gemes aja sama harga-harga itu hehe

Satu lagi. Udah sampai kantor nih, ke warteg terdekat. Niat hati ngirit, makan nasi setengah+telur dadar+oseng pare. Ternyata dicharge 15.000. Alamak, apa warteg sudah pake tax dan service charge juga ini.

Semuanya kok mahal, semoga senyum kita masih semurah itu untuk menyejukkan dunia ini.

Pondok Cabe, 12 September 2023
Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *