efisien

screenshot dari twitter eh X dari @DOGE terbaru. akunnya department of goverment efficiency, usa

Efisiensi adalah sebuah kata kunci untuk organisasi yang mau sustain/berkelanjutan, ngomongin anak-cucu ini bukan cuma saat ini aja. Sedang rame sekali di Indonesia bahwa APBN dipotong banyak sekali, efisiensi brutal. Mungkin banyak yang belum tau kalau di Amerika lagi kisruh juga gara-gara DOGE (Department of Goverment Efficiency) yang diketuai oleh Elon Musk. Sabet sana sabet sini. Yang dukung seneng, soalnya uang Amerika kembali ke Amerika lagi (contoh: tidak ke Myanmar untuk bantuan kemanusiaan dsb dsb). Yang menolak tentu juga banyak, utamanya dari kalangan partai seberangnya (Demokrat). USAID diberedel, bantuan-bantuan kemanusaiaan ditiadakan.

Saya sebetulnya senantiasa mencoba apolitis. Tapi kali ini saya rasanya ingin berkomentar. Ada sisi menarik dari Elon Musk dan Prabowo. Bagaimana keduanya memandang penyelenggaraan pemerintahan bagai organisasi yang harus efisien. Ini jarang terjadi, setidaknya sependek pengetahuan saya yang terbatas.

Ada sisi jiwa saya yang merasa selama ini hal-hal ini yang saya nantikan. Hidup yang efisien, itu sudah dilakukan oleh banyak rakyat. Sedangkan pemerintahannya berlaku dengan cara hambur-hambur. Seandainya kamu tahu, budget maksimal konsumsi makan di Standar Biaya Masukan (SBM) 2024 adalah Rp 54.000. Sedangkan diluar sana, banyak orang tak bisa makan. Satu contoh kecil saja. Barangkali di tahun-tahun ke depan ada istilah Frugal Goverment. Baju seragam dari thrift shop hihi.

Semoga ini menjadi hal yang baik. Tentu perubahan memang akan menimbulkan banyak keributan. Saya baca buku “Change” karangan Prof. Rheinald Khasali waktu SD/SMP. Saya terekspos literatur dan studi kasus tentang perubahan dari kecil. Hidup saya sendiri penuh berubahan-berubahan yang minor maupun ekstrim, sengaja maupun dipaksa alam semesta. Perubahan itu pasti. Yang sudah berubah, akan berubah lagi. Yang merubah juga Allah, keyakinan saya, manusia adalah pion-pionNya.

Coba cek di X, tempat orang sambat – dimana sambat yang berlebihan dan terus menerus menurut saya adalah pusat energi negatif ditambah lagi dengan banyak isu/rumor/hal-hal tidak pasti yang sudah dianggap kepastian, tentang efisiensi ini banyak sekali yang mengeluh. Contohnya: air galon di kantor ditiadakan. Padahal air galon gratis adalah fasilitas kebaikan kantor, bukan kewajiban kantor. Saat yang sunnah jadi terasa wajib disediakan, banyak saudara kita kesulitan air di seantero Indonesia. Melalui kalimat barusan, saya hanya menawarkan satu cara untuk ikut tenggang rasa. Sangat PPKN, hafal tapi tak dihayati.

Sesuatu yang biasanya ada, ketika ditiadakan tentu akan menimbulkan perasaan aneh. Obatnya hanya waktu dan penerimaan. Bisa jadi sebentar atau lama, tergantung kapan kita mau mulai menerimanya.

Pemerintahan yang efektif dan efisien adalah pemerintahan yang wajar dalam fasilitas dan merasakan juga derita rakyatnya. Dan pemerintah adalah “sekedar” organisasi. Meminjam kaca mata barat, dimana keegaliteran demokrasi menjadi penting untuk ditegakkan. Pemimpin bukan raja, sama-sama rakyat yang dikasih tugas lebih dan gaji atas pekerjaannya. Semoga Indonesia bisa mengarah kesana, dengan segala DNA kerajaan dan budaya ketimurannya. Semoga ada keseimbangan timur-barat di pemerintahan kita.

Sebagai penutup, semoga semua cerita diatas ndak menimpa saya, namanya manusia boleh kan berdoa wkwk. Elon Musk itu saya lihat agak-agak gila ya cara pikirnya, ataukah jangan-jangan yang gila kita? Eh, aku kan bukan orang Amerika ya, ngapain ngurusin dia hihi. Ah geopolitik dunia, bisa ga kita ga terpengaruh?

Jika hidup adalah perjalanan menuju mati, tentu semua yang terjadi akan terlewati bukan? Ataukah kita memang ingin hidup selamanya di dunia ini, sembari berkata “kita bisa mati kapan saja”?

Pondok Cabe, 5 Februari 2025
Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *