Further Reading Sampai Kejauhan

Kalau kita baca paper atau sebuah artikel, ilmiah maupun tidak ilmiah, biasanya ada bagian daftar pustaka. Selain itu, kalau dalam bahasa inggris, ada bagian “further reading” kalau kita mau mebaca lebih lagi terkait yang ada diartikel tersebut.

Saya mau cerita, bagaimana membaca itu menjadi sangat melekat dengan proses belajar akademis. Saya akan cerita dengan pengalaman yang baru saja saya alami.

Jadi, pagi ini, menyambung dari artikel sebelumnya. Saya membuka website Konferenis Accesible Tourism di San Marino. Dari situ saja membuka dan membaca laman Programme-nya, dimana disitu ada nama-nama pembicara dan institusinya.

Ada 1 institusi yang menarik saya, European Network of Accesible Tourism (ENAT). Saya search di google dan masuk ke websitenya. Di dalam website itu ada bagian Library, yang open access jadi kita bisa membaca perpustakaannya.

Di perpustakaan itu, ada PPT dari presentasi direktur ENAT (dalam bahasa yunani yang saya tidak paham, tapi ada fotonya jadi agak dikit ngerti maksudnya). Salah satu materi yang tersedia di perpustakaannya adalah Travel Guide For Disability di Turki.

Saya download, untuk ada English version dan Turki version. Saya download yang Inggris dan mendapatkan pencerahan. Ini yang selama ini saya cari, referensi yang menjelaskan berdasar wawancara dengan para difabel yang kriterianya 1x travelling setiap tahun.

PDF itu, bentuknya booklet, memberi banyak pengetahuan baru. Sampai pada bab tourism for visual impairment (buta, dsb), disitu disebutkan BlindSquare App.

Saya search di google, Ternyata itu aplikasi seperti Google Maps yang membantu tuna netra untuk bermobilitas.

Jadi, sekecil apapun yang kita tulis ternyata pengaruhnya bisa banyak. Saya benar-benar baru tau tentang App ini dari PDF Turki tadi.

Membaca adalah menemukan jaring-jaring dunia, yang mana akan terkoneksi satu sama lain pada akhirnya. Iqra, ojo ngorok terus.

Sampai sekarang saya terus terkagum sama keajaiban Gusti Allah. Pengetahuan itu bisa diturunkan dari tempat-tempat yang tak terduga. Kadang, pengetahuan terpenting adalah bagaimana caranya belajar bukan mata pelajarannya.

Pondok Cabe, 10 November 2023
Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *