Saat mengamati Spanyol dan Italia, terasa ada kesamaan dengan Indonesia. Bukan dari bahasa atau makannya, walaupun pizza disini sudah banyak ya, tapi dari gaya hidupnya yang laid-back alias lebih santai dari sobat-sobat eropa lainnya. Naik motornya juga ugal-ugalan di Italia haha
Ini bisa jadi dari pengaruh dari matahari. Dengan matahari yang melimpah, kita mensyukuri alam. Panas dan hujan saja, dengan resiko kepanasan dan kebanjiran saja. Berbeda dengan yang mengalami 4 musim, apalagi yang jauh dari khatulistiwa dengan matahari yang terbatas pada bulan-bulan tertentu. Semua harus direncanakan untuk bisa survive. Lebih terencana, lebih tepat waktu, lebih inovatif.
Pada sebuah video di caknun.com, saya juga sempat nonton Mas Sabrang ditanya tentang manusia khatulistiwa. Beliau bilang bahwa IQnya cenderung rendah, bukan maksudnya bodoh namun kemampuan berpikir abstraknya rendah. Sebab kehidupan kita sebagai manusia Indonesia hanya memikirkan yang dekat saja, tidak perlu merencanakan nanti gimana bisa makan dan dapat panas saat musim salju.
Saya merasa adalah orang Indonesia, seperti yang disebut oleh Mas Sabrang tadi. Manusia di Indonesia bisa jadi punya IQ lebih rendah dari saudara-saudara barat kita, namun disini EQ dan SQnya lebih tinggi.
Semua punya titik kuat masing-masing, saling melengkapi dan tidak menjelekkan dan menjajah saja yang penting.
Mempelajari Spanyol seperti melihat Indonesia di masa lalu atau masa depan, dengan GDP lebih tinggi dan biaya hidup lebih tinggi. Tentu terlihat disposable incomenya lebih tinggi, namun apakah lebih bahagia? Hanya Allah yang tau. Mallorca dan Barcelonanya yang overtourism seperti Bali dan Jogja saat liburan. Dan santainya yang seperti Jogja, bukan Jabodetabek yang sibuk hehe.
Indonesia ini sangat menarik, sudah panas ditambah penuh dengan lempeng bumi yang berjumpa dan gunung-gunung berapi yang merusak dan membangun. Alhamdulillah
Pondok Cabe, 5 Maret 2025
Nihan LAnisy
Leave a Reply