Secuil Gambir

Menuliskan dari atas kereta GMB-YK yang rencananya 6jam42menit, kursi 13B bukan di aisle tapi di window ya. Sendirian. Cocok buat orang sepertiku.

Bertemu Pak Monif 54, seorang porter yang kami saling tukar nomer, silaturahmi. Porter itu gaada biaya tetapnya, seikhlasnya, kecuali jika lewat app E-porter disitu ada tarifnya.

Kereta ke Jogja, setiap weekend apalagi yang weekendnya long, pasti habis. Kereta-kereta 600-700rb pun habis. Ekonomi negara kita sedang baik-baik saja, bagi yang baik. Kereta ini adalah kereta tambahan, yang saya temukan saat awal baru dibuka sehingga saya bisa pesan kursi egoisnya. 575k harganya, sedangkan ada sisa kereta seperti Taksaka dll yang sudah 700-1jt harganya.

Saya masuk stasiun gambir dengan percaya diri tinggi, menenteng kopi starling seharga 5k yang saya beli di gerbang depan tadi. Kopi ini melayani banyak orang, utamanya yang bukan pangsa pasar Starbucks yang saya lewati tepat saat masuk Gambir tadi.

GoTransit memudahkan perjalanan Bogor-Gambir. Dapat diskon KRL Free, hanya bayar 2 trip goride. Baik banget ya kapitalisme, semi yayasan.

Yang jelas aku kangen keluargaku, yang mana saja. Hidup berpindah-pindah adalah jama qasar yang tak usai. Semoga keselamatan selalu menyertai kita semua ya. Meski jauh, tetap dekat. Saat dekat, biasanya sih kita main hape sendiri-sendiri. Menarik ya bagaimana jarak menimbulkan romantisme dan ruang untuk bertumbuh tanpa tumbukan.

Mas Aditya Sofyan, yuk keretaku udah jalan. Nyanyi ya.

Gambir, 27 Juni 2025

Nihan Lanisy

6 responses

  1. Rahmad Avatar

    keren, menarik dibaca pagi hari😁

  2. Anonim Avatar

    Hidup kadang di bali, kadang di bogor, kadang di jakarta, kadang di jogja~

    1. kurir kargo kak wkwk

  3. Ini yang guwah suka

    1. siyu di gambir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *