Syajarota

Ngomongin sejarah, mungkin ngomongin pohon.

Dalam Surah Al-A’raf (Tempat Tertinggi), sekitaran ayat 20, ada kisah tentang pohon (syajarota dalam bahasa arab, yang saya baca disitu, kurang tau bener atau salah dari ilmu bahasa-nya). Ada pohon yang tidak boleh didekati oleh Nabi Adam. Namun, mundur sedikit, pada ayat-ayat sebelumnya adalah dialog iblis dan penciptanya. Iblis nego minta dibolehkan untuk goda manusia selama “untungnya bumi masih berputar”. Allah izinkan dan langsung adegannya iblis menggoda Nabi Adam, manusia pertama.

Iblis dan setan, adalah bagian dari sejarah atau pohon itu. Udah ada dari jaman dulu. Dan akan selalu ada dalam pohon, dalam arti sejarah atau mitos wewe gombel di atas pohon.

Pada ayat 17, iblis ternyata sama dengan rezeki sifatnya: akan mendatangi dari atas, bawah, kanan, kiri. Serta kebanyakan manusia cenderung tidak bersyukur.

Tulisan ini seperti sebuah ode untuk Nabi Muhammad SAW, sebab di ayat 2 Allah meminta beliau untuk tidak sesak dadanya karena kitab (buku) yang diturunkan. Saya bukan ahli quran/hadist tapi dari pertimbangan saya, seluruh peringatan itu jika turun ke saya tentu akan terasa menyesakkan. Saya harus ketemu orang-orang terdekat dan terjauh dan mengingatkan tentang azab neraka, tentang hal-hal goib, dsb. Dan bukan jadi profesi profesional yang menghasilkan gaji lagi. Itu perkara yang tak mudah bagi manusia, biasa maupun luar biasa.

Bismillah, semoga sedikit tulisan ini bisa sedikit melegakan sesak dadaku untuk tidak takut mengingatkan sesuatu kepada seseorang atau sesuatu, minimal diriku sendiri dan keluarga. Ancaman dan imbalan datang secara bertubi di Al-Quran. Sebelumnya kadang ada rasa, bukankah seharusnya ini semua tentang cinta. Namun, sedikit-sedikit muncul rasa lain yang bertanya “bukankah itu keseimbangan?”. Ibu marah dan memeluk. Ibu bumi terhampar indah dan tsunami.

Bogor, 4 Januari 2025

Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *