Monggo Masuk Neraka

Kok ya bisa, baca-baca Quran lagi malah ketemu Al-A’raf dan Al-Furqon dan beberapa surat lain yang saya agak lupa. Selalu ada bahasan surga dan neraka. Kenapa sih kok ngancem-ngancem?

Diusia ini, rasanya ada sedikit perbedaan saat membaca. Ancaman berubah jadi kasih sayang. Saking sayangnya, Allah ngasih tau kita tentang konsekuensi atas segala yang kita lakukan di dunia ini sampai nanti tiba masa ada goncangan yang menggugurkan kandungan dan ibu menyusui sampai melupakan bayinya. Ini gambaran-gambaran perumpaan yang sangat mungkin jadi kenyataan.

Kalau beriman dan beramal baik/shaleh akan masuk surga, sebaliknya masuk neraka. Simple. Kehidupan jadi punya pegangan, selesai di pondasi bisa mulai bangun dinding dan jendela kemudian atapnya.

Pada Luqman, disampaikan bahwa kebaikan sekecil biji sawi (kecil banget) tetap Allah ketahui dan dimasukan timbangan kebaikan. Bahkan seluruh penjahat yang bertaubat diampuni dosanya. Pahala dan dosa, bagi beberapa orang jadi konsep yang basi mungkin. Terus apa lagi konsep yang bisa dipegang?

Alhamdulillah, senantiasa memuji Allah telah menjadikan saya seorang muslim yang belum sempurna. Masih terus harus belajar dan berniat serta mencoba mengamalkan. Apalah arti pengetahuan tanpa amalan, seperti para santri sahabat saya yang sakit taunya ilmu agama jadi malas mempraktikkannya. Manusiawi.

Saat kami jarang baca Quran, anak-anak setiap hari mengaji dan murojaah. Senang rasanya rumah dihiasi ayat-ayat Allah, energinya terasa positif. Saya kagum lihat anak-anak bisa menghafalkan Al-Jinn, surat yang pernah sungguh-sungguh saya baca ketika dulu bersinggungan dengan jin leluhur.

32 tahun hidup yang singkat, pelan-pelan membacaMu lagi terasa menyegarkan. Ada ayat dan tafsirnya yang bersuara beda sekarang. Seperti membisiki dengan halus tentang rahasia-rahasia yang manusia bakal sulit mendapatkannya kalau Nabi Muhammad SAW tidak diutus menyampaikan pada masyarakat luas. Dan bisa-bisanya beratus-ratus tahun ayatMu masih utuh dan dibaca oleh yang mau membaca. Makna-makna yang menanti untuk jadi sangu nurani, diantara seluruh kesalahan yang kita ulang-ulang.

Tak ada orang baik, yang ada orang yang mau jadi lebih baik. Jadi monggo kalau mau masuk neraka, senantiasa disampaikan seperti itu di Al-Quran. Senantiasa jadi pilihan, karena sudah disampaikan arah baiknya yang mana.

Dari Al-Furqan ayat 20, Rasul yang diutus Allah adalah manusia biasa yang makan makanan kita dan ke pasar juga. Menarik.

Bogor, 1 Februari 2025

Nihan Lanisy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *